05 November 2008

Kisah Sukses Excelso


Ketatnya persaingan, acapkali membuat nyali kita ciut. Cepatnya perubahan, seringkali membuat kita pasrah dengan keadaan. Inilah kenyataan hidup.

Di zaman yang ‎global ini, perubahan bisa terjadi dalam hitungan hari, jam, bahkan detik. Keajaiban acapkali datang dan ‎hadir dalam keseharian kita. Dan mungkin, kita termasuk orang yang sering terperanjat dengan ‎perubahan-perubahan yang terjadi begitu cepat.

Sebagai insan yang beragama, tentu kita harus menghadapinya dengan besar hati. Kalaupun rasa ‎takut sering hadir dan menggelayuti pikiran, itu manusiawi. Namun, lagi-lagi, hal itu bisa menjadi ‎bumerang ketika kita hanya takut dan merasa kerdil di hadapan yang lain. ‎

Kita harus yakin bahwa Allah tidak akan mengingkari janjinya. Janji untuk memberikan kompensasi ‎kepada hamba-Nya yang mau berkreasi. ‎

Marilah kita lihat kisah kedai kopi Excelso -yang dibentuk Grup Kopi Kapal Api- dalam merespon persaingan yang semakin ketat dengan gerai-gerai asing. ‎

Kalau anda menemukan kedai kopi Excelso di beberapa pusat perbelanjaan, itulah gerai kopi terbesar di ‎Indonesia saat ini. Merebaknya kedai kopi asing, seperti Starbucks dan Coffee Bean & Tea Leaf, ‎dianggap sebagai proses yang sangat natural dalam kancah perbisnisan. Karenanya, dengan modal optimisme, Excelso ‎bertekad untuk andil dalam kompetisi itu. ‎

Kedai Excelso adalah pionir kedai kopi Indonesia. Soedomo Margonoto, pemilik Grup Kapal Api, tertarik ‎membuatnya setelah ia melihat banyak kedai kopi di luar negeri. Memang, di sebagian negara maju, ‎minum kopi di coffee shop sudah menjadi bagian gaya hidup. Sehingga bisnis resto kafe menjamur. ‎

Di samping itu, dorongan membuat kedai kopi juga dipicu oleh kenyataan bahwa Grup Kapal Api ‎menguasai bahan mentah kopi. Dalam catatan AC Nielsen, Grup Kapal Api merupakan pemimpin pasar ‎kopi eceran. Kabarnya, pemilik Grup Kapal Api ini dikenal dekat dengan sejumlah pengusaha dan petani ‎kopi. ‎

Nampaknya peluang ini dimanfaatkan dengan sangat baik. Dalam kalkulasi otak manusia, nampaknya ‎sulit sekali untuk menyaingi pesaing-pesaing asing. Di samping 'jam terbang'nya yang sangat tinggi, ‎kedai kopi asing ini punya nyali kuat untuk merebut simpati publik yang western minded, utamanya di ‎kawasan perkotaan. Lagi-lagi, pada level tertentu, tidak ada salahnya seseorang untuk berspekulasi dan ‎merangkai harapan untuk meraih hal yang sama, atau lebih surprise. ‎

Pada awal berdirinya, 1991, banyak yang mengira bahwa Excelso merupakan kedai kopi asing. Citra ‎internasional sengaja dimunculkan dari kata Excelso yang terkesan kebarat-baratan. ‎

Kata Excelso diambil dari kata "so excellent" yang kemudian dibalik pengucapannya menjadi "excellent ‎so", dan disingkat Excelso.‎

Agar bisa menjaring lapisan yang lebih luas, PT Excelso Multi Rasa (EMR) membuat tiga jenis kedai kopi ‎Excelso dengan target pasar dan positioning yang berbeda. Pertama, Kafe Excelso. Ini jenis pertama ‎yang dikembangkan. Targetnya kalangan profesional, eksekutif, dan ekspatriat. Umumnya, Kafe Excelso ‎didesain dengan warna warm dan natural dengan menggunakan warna-warna hitam, marun dan cokelat. ‎Tidak hanya itu. Warna-warna dominan seperti hijau, kuning, biru dan orange, tetap dipakai agar kesan ‎fun sebagai kafe tetap terasa. ‎

Kedua, Excelso Express. Jenis ini dikembangkan dengan positioning sebagai take away coffee shop ‎yang mengedepankan kepraktisan. Kafe ini berbentuk counter atau cart. Menu makanan dan minuman ‎yang ditawarkan terbatas. Penyajiannya pun hanya menggunakan piring dan gelas plastik yang bisa ‎dibuang selepas dipakai. Jenis ini menjadi alternatif bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah. Harga ‎yang dipatok juga terjangkau oleh banyak kalangan. ‎

Ketiga, de' Excelso. Tipe kafe ini paling eksklusif dibanding yang lain. Konsepnya, perpaduan antara kafe ‎dan resto. Pilihan menunya lebih banyak dan berkualitas. Desainnya sangat artistik. Kalau di Kafe ‎Excelso kursinya hanya dari kayu tanpa sofa, di de' Excelso ini semua kursi berlapis sofa yang sangat ‎nyaman. Kesan elitis sangat terasa.‎

Inilah salah satu strategi yang diterapkan manajemen PT Excelso Multi Rasa. Klop sudah. Tentu saja ‎nama Excelso yang kebarat-baratan tidak bisa menjadi jaminan kalau tidak diimbangi dengan strategi ‎pasar yang tepat. ‎

Keberanian manajemen PT Excelso Multi Rasa untuk menghadapi pesaing-pesaing asing, nampaknya ‎tidak sia-sia. Keberanian dan optimisme yang dibarengi dengan strategi yang matang, akan mewujudkan ‎hal-hal yang kadang sulit menurut nalar. ‎

Saat ini, PT Excelso Multi Rasa cukup lega melihat kinerja kedai kopinya, meski pada tahun-tahun awal ‎sempat kesulitan mengedukasi pasar. Dari sisi brand image, merek Excelso cukup dikenal di beberapa ‎kawasan di Indonesia. Di Jakarta, Excelso telah mampu bersaing dengan sangat baik dengan para ‎pesaing asing. Omzetnya, menurut satu sumber, telah mencapai Rp. 50 miliar/tahun. ‎

Point plus dari kedai kopi ini, ia mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki oleh kedai kopi asing, ‎yaitu kemampuan memahami selera konsumen yang mayoritas warga Indonesia. ‎

Anda bisa lihat. Optimisme ternyata menjadi energi besar yang mampu mewujudkan cita-cita. Tidak ada ‎hal yang mustahil. Dengan senantiasa berkeyakinan bahwa ketika Allah memberikan peluang kepada ‎kita, maka Allah akan memberikan jalan kepada kita untuk memanfaatkan peluang yang ada.
‎ ‎
‎-Disarikan dari buku Change-‎

Tidak ada komentar: